Kontes kecantikan atau beauty pageant sering kali menjadi sorotan publik. Pada banyak kesempatan, ajang ini dipandang sebagai wadah untuk merayakan kecantikan fisik, namun dalam beberapa tahun terakhir, ada upaya untuk mengubah fokus kontes kecantikan menjadi lebih inklusif dan memberdayakan perempuan. Meskipun demikian, tak bisa dipungkiri bahwa penampilan fisik masih tetap menjadi elemen dominan dalam hampir semua kontes tersebut, memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana beauty pageant dapat benar-benar memberdayakan perempuan.
Di satu sisi, ajang kontes kecantikan memang memberikan kesempatan untuk memperkenalkan berbagai talenta, kecerdasan, dan kontribusi sosial dari para pesertanya. Beberapa beauty pageant telah mengembangkan konsep pemberdayaan perempuan yang lebih luas dengan menekankan pentingnya pendidikan, aktivisme, dan kepemimpinan. Miss Black USA, misalnya, memberikan beasiswa bagi pemenangnya untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan aktif dalam bidang sosial. Kontes ini memperlihatkan bahwa kecantikan bukan hanya soal penampilan fisik, tetapi juga mencakup kualitas internal yang tidak kalah penting.
Namun, meskipun ada upaya untuk memperluas definisi kecantikan, banyak kontes kecantikan, baik di tingkat nasional maupun internasional, masih menekankan standar kecantikan yang sempit dan patriarkal. Dalam banyak kasus, penilaian tetap berfokus pada kesempurnaan fisik, seperti postur tubuh, wajah, dan penampilan secara keseluruhan. Bahkan, ada kontes yang tetap mempertahankan kompetisi bikini sebagai bagian dari penilaian, yang semakin memperkuat paradigma kecantikan yang didasarkan pada tubuh ideal dan penampilan luar semata.
Di Indonesia, ajang Puteri Indonesia yang mengusung tema pemberdayaan perempuan dalam bidang kepemimpinan dan budaya tetap tidak bisa lepas dari penilaian fisik. Meskipun peserta diharapkan memiliki kecerdasan, kemampuan berbicara tentang isu sosial, dan keberanian untuk menginspirasi, mereka tetap dihadapkan pada standar kecantikan fisik yang sangat spesifik, yang sering kali ditentukan oleh para penggemar pageant. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada niat untuk memberdayakan perempuan, standar kecantikan yang terbatas masih mendominasi dan memengaruhi cara perempuan dinilai di ajang ini.
Namun, di balik semua itu, ada harapan bahwa perubahan terus terjadi. Beberapa kontes, seperti Miss London 2023, telah mengubah pendekatan dengan mewajibkan peserta tampil tanpa makeup dan mengenakan pakaian ramah lingkungan. Langkah ini bertujuan untuk mengubah persepsi tentang kecantikan yang sering kali sangat bergantung pada penampilan luar. Hal ini mencerminkan
WinniCode - Member BTS akan kembali berkumpul pada pertengahan tahun setelah sem...
Lihat Selengkapnya →WinniCode – Generasi Alpha, lahir antara 2010 dan 2025, adalah generasi te...
Lihat Selengkapnya →Di era digital yang serba cepat ini, muncul sebuah fenomena yang dikenal dengan...
Lihat Selengkapnya →Musik memiliki kemampuan luar biasa untuk menyatukan jiwa, menyampaikan makna ta...
Lihat Selengkapnya →Scroll TikTok pagi hari, Spotify yang otomatis memutar lagu selanjutnya, atau Yo...
Lihat Selengkapnya →Pendidikan karakter merupakan aspek penting dalam proses pendidikan yang sering...
Lihat Selengkapnya →“Kalau ngidamnya nggak diturutin, nanti anaknya ileran, lho!”Kalimat...
Lihat Selengkapnya →