Waduk Jatigede adalah waduk terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur. Terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, waduk ini memiliki kapasitas tampung sekitar 979,5 juta meter kubik air dengan luas area hampir 5.000 hektare. Pembangunannya telah direncanakan sejak era Hindia Belanda, tetapi baru direalisasikan pada tahun 2008 dan mulai beroperasi penuh pada 2017 setelah proses pengisian air dimulai pada 31 Agustus 2015.
Desa-Desa yang Tenggelam
Untuk membangun Waduk Jatigede, sebanyak 28 desa di lima kecamatan harus ditenggelamkan. Akibatnya, lebih dari 10.000 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal mereka. Berikut adalah beberapa desa yang terdampak:
Banyak dari desa-desa ini memiliki sejarah panjang dan menjadi tempat tinggal turun-temurun bagi masyarakat setempat. Selain itu, beberapa situs bersejarah ikut tenggelam, seperti makam Prabu Guru Aji Putih, leluhur masyarakat Sumedang, yang kini terendam di bawah air waduk.
Dampak dan Kontroversi
Pembangunan Waduk Jatigede tidak lepas dari kontroversi, terutama mengenai relokasi penduduk yang terdampak. Banyak warga yang merasa kompensasi yang diberikan tidak mencukupi untuk membangun kehidupan baru. Selain itu, perubahan ekosistem juga berdampak pada lingkungan sekitar, termasuk hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian utama penduduk.Namun, di sisi lain, Waduk Jatigede memiliki manfaat besar bagi sektor irigasi, pengendalian banjir, dan penyediaan listrik. Waduk ini diharapkan mampu mengairi lebih dari 90.000 hektare sawah serta menjadi sumber pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 110 megawatt.
Warisan yang Masih Tersisa
Menariknya, pada musim kemarau, permukaan air Waduk Jatigede sering kali surut,
Bullying atau perundungan adalah isu sosial yang mengakar dan terus membayangi k...
Lihat Selengkapnya →Gunung Lewotobi Laki‑Laki kembali menunjukkan aktivitas vulkanik tinggi dengan e...
Lihat Selengkapnya →Indonesia banyak terdapat kasus yang tidak jarang luput dari perhatian, salah sa...
Lihat Selengkapnya →Jika melihat kacamata dari jaman dulu, kebaya identik dengan acara formal, seper...
Lihat Selengkapnya →Di era digital seperti sekarang, kebiasaan menonton film tidak lagi sekadar menj...
Lihat Selengkapnya →Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) resmi menyegel sebuah pabrik peleburan alumin...
Lihat Selengkapnya →Ungkapan “dari mata turun ke hati” kini bukan hanya berlaku dalam ra...
Lihat Selengkapnya →